SUKSES DAN GAGAL BAGAI RODA PEDATI
Tak ada yang bersedia gagal dalam hal apapun. Seperti halnya bayi yang sedang belajar merangkak dan terantuk meja, tentu ia tak akan mengulangi kesalahannya. Bagi sebagian orang kegagalan merupakan sebuah aib atau prestasi buruk yang akan selalu membayangi kehidupannya. Tetapi ada pula yang berani gagal agar dia bisa mengambil mata air hikmah dari kegagalannya itu. Sebaliknya semua orang ingin agar kesuksesan selalu menyertai denyut kehidupannya. Ada orang yang ingin sukses dengan jalan pintas, ada pula yang meletakkan cita-cita kesuksesannya sebagai di ujung jalan berliku dan berbatu agar dia bisa megambil pelajaran berharga sebuah perjuangan panjang dengan segala tantangannya menjadi guru yang terbaik.
Ingatlah lagu Yang Kumau yang dilantunkan oleh Kris Dayanti. Semua ingin berjalan seperti yang dikehendakinya. Tapi sayang, meski tak diinginkan, gagal sering dengan santainya menghampiri manusia. Tak selamanya manusia berada hanya pada satu kondisi saja. Ibarat roda pedati, sukses dan gagal selalu berputar di atas dan di bawah yang selalu setia mengikuti perjalanan hidup anak manusia. Sebab itulah hidup manusia menjadi dinamis. Sukses pun tak selamanya membuat bahagia. Kesuksesan yang diikuti dengan kesombongan dan merasa tinggi dengan prestasinya itu bisa mendatangkan keburukan bahkan kehancuran. Karena roda dunia akan terus berputar, dan kesuksesan baru akan selalu menggantikan kesuksesan terdahulu. Agar gagal dan sukses menjadi permata yang berharga dalam kehidupan, tergantung bagaimana kita memaknai dan menyikapinya.
Sungguh indah urusan orang mukmin, bila mendapatkan nikmat dia bersyukur, dan bila mendapatkan ujian dia bersabar.
MEMAKNAI KESUKSESAN
Kesuksesan seseorang tak bisa terlepas dari usaha pribadinya untuk mencapai apa yang diinginkannya itu. Di dalamnya ada mimpi, imajinasi, semangat, ketekunan, kreativitas, pengorbanan, hambatan, bahkan ada kegagalan, termasuk darah dan air mata pada peperangan yang membuahkan kemenangan. Namun jangan lupa bahwa selain usaha pribadi ada pula tangan-tangan Allah yang ‘bermain’ melalui kekuatan doa dan tawakkal.
1. Bersyukur
Tak bisa dipungkiri bahwa setiap kesuksesan yang kita raih adalah karena kehendak Allah SWT. Untuk itu, sebagai seorang muslim rasa syukurlah yang patut kita ucapkan atas kesuksesan kita. Bila kita termasuk orang yang bersyukur atas segala nikmatnya, insya Allah akan Dia tambah nikmat itu.
2. Jangan sombong dan tinggi hati
Belajar dari Qorun, Firaun, atau Kapten Andrews yang membuat kapal Titanic, maka mereka bukanlah manusia yang beruntung. Dengan kesombongannya, harta, kekuasaan, ataupun ‘unsinkable ship’, yang merupakan kesuksesan mereka, telah membuat mereka arogan dan takabur bahkan menganggap mereka bisa mengalahkan Allah. Akhirnya, Qorun terkubur dalam perut bumi bersama hartanya, Firaun tenggelam di Laut Merah, dan Titanic terhempas ke dasar Atlantik hanya karena sebuah gunung es.
3. Rayakan kesuksesan
Merayakan kesuksesan yang telah kita raih boleh-boleh saja, asalkan tidak bertentangan dengan ajaran Islam, seperti menghamburkan uang, ataupun bersifat riya’.
4. Merupakan prestasi terbaik sepanjang hidup
Penting untuk mengganggap kesuksesan yang kita capai merupakan prestasi terbaik kita sepanjang hidup, sehingga dapat membangun dan meningkatkan rasa kepercayaan diri kita bahwa kita bisa berhasil dengan penuh perjuangan.
5. Energi bagi kesuksesan berikutnya yang lebih besar
Jangan terlena oleh kesuksesan. Mungkin akan berlangsung sesaat. Yang terpenting adalah kesuksesan itu dapat memberi energi dan inspirasi untuk memunculkan karya berikutnya yang lebih besar lagi.
6. Memahami bahwa segala sesuatu dapat terjadi
Terkadang tanpa dikira terjadi sesuatu hal yang lebih besar dari apa yang kita bayangkan. Dengan modal semangat, ketekunan, kerja keras, dan kekuatan doa, segala sesuatu dapat terjadi lebih dari yang kita harapkan. Itulah rahasia Allah.
MEMAKNAI KEGAGALAN
Dunia belum berakhir. Begitulah judul sebuah lagu remaja yang pernah popular di telinga kita beberapa tahun yang lalu. Sama dengan kegagalan, ia bukan akhir dunia. Tiap-tiap orang berbeda sikap dalam memaknai kegagalannya. Di Jepang misalnya, gagal atau kegagalan ibarat akhir dari segalanya yang dapat berujung pada harakiri. Di belahan bumi lain kita mengenal pepatah “Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda”. Terkadang saat merasakan kegagalan kita enggan rasanya untuk mendengar pepatah itu.
Dibalik pepetah itu ada sebuah tujuan yang luhur yaitu menyuntikkan semangat bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya. Kegagalan dapat bersifat positif apabila kita dapat menarik manfaat dari kegagalan itu. Tetapi bisa juga bersifat negatif bila dianggap sebagai gerbang yang tak dapat ditembus apalagi untuk dimasuki. Hal ini kemudian membuat orang menyerah kepada nasib.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kita tak selalu terpuruk pada kegagalan dan kembali terperosok ke dalam lubang yang sama :
1. Bersikap positif, artinya mampu memandang suatu kegagalan sebagai peristiwa hidup yang harus dialami. Sikap positif ini merupakan dasar utama untuk memahami bahwa kegagalan bukan sesuatu yang harus ditakuti sehingga kita tak ingin berbuat apa-apa lagi karena takut gagal. Dengan bersikap positif kita dapat merasakan kehidupan ini bermakna dalam situasi apapun, sehingga berpengaruh pada rasa harga diri kita dan akan berujung pada memiliki konsep diri yang positif.
2. Mencari penyebab, baik internal maupun eksternal. Faktor internal seperti kurang berhati-hati dalam melakukan sesuatu, atau menganggap remeh, sehingga tidak sepenuh hati dalam bertindak
3. Melakukan identifikasi, mana yang didahulukan untuk diatasi dan mana yang nomor sekian. Mengatasi factor internal tentu lebih sulit dibandingkan factor eksternal, karena kita takut untuk melihat diri sendiri.
4. Mengevalusi diri, artinya berusaha mengakui kesalahan kita. Umumnya kalau kita gagal yang pertama disalahkan adalah pihak luar, jarang yang mengakui kesalahan sendiri.
5. Menggali kekuatan diri yang belum dapat kita kenali secara baik dalam diri kita. Gali terus potensi-potensi kita secara baik
6. Mengenali kelemahan diri
7. Melihat peluang, artinya kita dapat belajar dari kegagalan untuk mencari celah-celah yang bisa dimanfaatkan agar kita tak terantuk ke batu yang sama dan menjadi berhasil
8. Trial and error, yaitu ketekunan dan sikap pantang menyerah dalam uji coba mengatasi kegagalan.
9. Iringi setiap usaha dengan tawakkal dan istighfar.
Dengan menyadari bahwa setiap usaha hasil akhirnya adalah hak Allah SWT. Kita wajib berusaha sungguh-sungguh dan tawakkal atau berserah diri. Adalah sunatullah bahwa hasil yang akan dituai sebanding dengan usaha yang kita lakukan, namun adakalanya kita tak tahu hasil yang terbaik untuk kita. Menyadari bahwa gagal dan sukses ada campur tangan Allah, insya Allah akan membuat kita mampu berlapang dada menerima kegagalan dan menghimpun energi kembali untuk mencoba berusaha menggapai kesuksesan. Ingat bahwa dalam setiap kegagalan juga terkandung makna ujian bagi orang-orang yang sabar menuju derajat takwa yang lebih tinggi. Kegagalan juga dapat berarti musibah yang Allah timpakan kepada kita atas dosa-dosa dan kesalahan yang kita perbuat. Maka istighfarlah.
Wallahu’alam bish-shawab
©ASR
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home